Peranan Konvergensi di Dunia Telekomunikasi Indonesia



Seiring dengan perkembangan dunia telekomunikasi dan informasi, masyarakat di Indonesia telah mengenal berbagai perangkat komunikasi seperti ponsel. Ponsel yang dipasarkan dari berbagai vendor ternama tersebut tidak lagi mengandalkan fitur telepon dan SMS saja melainkan kini sudah ditambah berbagai fitur multimedia dan fasilitas layanan internet.
 Penyatuan fitur multimedia dan layanan internet pada ponsel ini telah menandakan adanya konsep konvergensi pada dunia telekomunikasi dan informasi. Para ahli mendefinisikan konvergensi ialah bersatunya layanan telekomunikasi, teknologi informasi dan penyiaran sehingga penyelenggaraan jasa telekomunikasi dengan berbagai media. Melalui konvergensi, dunia telekomunikasi mengenal teknologi 4G, mobile phone, TV kabel dan internet pada fixed phone.
Para pelaku usaha dunia telekomunikasi di Indonesia banyak mengambil untung dengan konsep konvergensi ini. Mereka berusaha menampilkan produk dan jasa yang terbaik di berbagai media kepada pelanggan mereka di Indonesia agar pelanggan mau menggunakan produk dan jasa mereka. Tak heran, banyak perusahaan telekomunikasi di indonesia baik perusahaan pemerintah maupun swasta berani mengeluarkan koceknya untuk membiayai iklan produknya di media televisi. Bahkan dari iklan di suatu media televisi yang berdurasi 30 detik, suatu perusahaan telekomunikasi berani mengeluarkan uang Rp. 300 juta untuk memasarkan produknya.
Menurut pandangan saya, konvergensi dunia telekomunikasi dan informasi memiliki dampak positif bagi Indonesia, diantaranya:
1.      Terjadinya transformasi struktur pasar telekomunikasi
Bagi kita yang sering menonton televisi akan hapal dengan berbagai iklan produk dari perusahaan telekomunikasi. Para pelaku usaha tersebut berusaha menguasai pasar telekomunikasi dengan media iklan di televisi untuk menarik hati calon pelanggan agar menggunakan produk dan jasanya. Contohnya akhir-akhir ini masyarakat di Indonesia mulai beralih dari ponsel yang model sliding menuju ponsel QWERTY-nya Blackberry (BB) dan touchscreen-nya Nokia. Fitur-fitur yang komprehensif pada kedua merk ponsel tersebut membuat masyarakat di Indonesia semakin tertarik untuk memilikinya. Untuk itu, pergerakan pasar yang selalu dinamis akan membuat para pelaku usaha telekomunikasi untuk selalu produktif meningkatkan kualitas produk dan layanannya kepada para calon pelanggan.

 Gambar produk Nokia N-97 gabungan QWERTY dan Touchscreen



2.      Membuka lebih banyak kesempatan usaha bagi pengusaha kecil, menengah dan perusahaan untuk penyedia layanan.
Sebagian dari masyarakat di Indonesia membuka lapangan kerja yang kecil-kecilan dengan majunya dunia telekomunikasi Indonesia. Contohnya, sudah merebaknya counter-counter jual beli ponsel dan counter voucher pulsa di pinggiran jalan. Para pelaku usaha tersebut mengambil peluang dari kebutuhan masyarakat Indonesia akan penggunaan ponsel dan pulsa untuk mendapat keuntungan.

3.      Adanya peningkatan layanan pada sektor industri berupa jasa dan konten.
Perusahaan telekomunikasi dari pemerintah dan swasta akan semakin gencar untuk meningkatkan kualitas dari jasa dan konten agar masyarakat di Indonesia mau memakai produk dari mereka. Mereka berusaha keras untuk mengembangkan fitur-fitur baru, memasang infrastruktur yang baru, giat memberikan tarif yang murah dan pelayanan terpadu di sejumlah daerah. Dari semua hal tersebut akan membuat pasar telekomunikasi semakin berinovatif ke depannya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari konvergensi ICT di Indonesia, diantaranya:
1.      Pemerintah harus membuat regulasi aturan main di dunia telekomunikasi dan informasi agar dari pihak pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat di Indonesia sama-sama diuntungkan. Contohnya, pemerintah daerah harus membuat aturan baku jumlah BTS yang akan dibuat. Yang terjadi selama ini, pelaku usaha telekomunikasi membuat BTS terlampau banyak dan merusak tatanan kota.

2.      Terbatasnya kemampuan ekonomi masyarakat untuk mengakses informasi. Tidak meratanya akses informasi termasuk internet di sejumlah desa yang saat ini penyebarannya terfokus pada di kota, membuat terhalangnya bagi masyarakat desa untuk merasakan layanan akses internet. Pemerintah daerah perlu mengundang kerja sama dengan sejumlah pelaku usaha untuk membangun infrakstruktur layanan telekomunikasi dan  internet di desa agar warnet cepat berkembang.

3.      Kurang optimalnya pemanfaatan infrastruktur. Dari pengalaman geladi saya pada Juli 2009, saya sempat diceritakan pegawai TELKOM setempat bahwa BTS yang telah dibangun saat ini kurang optimal karena satu BTS hanya untuk satu vendor saja, bukan satu BTS untuk beberapa vendor. Ada ide dari beliau yang bagus sekali bila diujicobakan yakni dimanfaatkannya sejumlah menara masjid yang tinggi untuk pengganti dari BTS tersebut.

 
Gambar Fisik BTS (Base Transceiver Station)

Akhir kata, dengan adanya konvergensi ICT di Indonesia harapannya kehidupan masyarakat Indonesia semakin sejahtera, sesuai butir pembukaan UUD 1945..Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar