Penerapan Data Mining di BPPT


Di era kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, data merupakan komponen terpenting dalam menyikapi perkembangan bisnis yang kian kompetitif. Data yang dihasilkan saat ini jumlahnya banyak sekali yang sejak tahun 1990 kapasitas suatu disket yang paling besar hanya 4MB namun sejak tahun 2006 kapasitas harddisk eksternal dapat menampung data sebesar 2 TB. Kemudian apabila kita memiliki data sebesar 2 TB, belum tentu semua data tersebut menjadi informasi yang berguna untuk user dan informasi yang diolah menjadi knowledge jumlahnya sangat sedikit. Hal inilah menjadi problema tersendiri pada pengolahan data yang jumlahnya mencapai terabyte.  

 Gambar 1. Harddisk Eksternal 2 TB


 Gambar 2. Disket

Data mining merupakan salah satu solusi dari permasalahan pengolahan data yang melimpah dengan melakukan ekstraksi knowledge dari besarnya jumlah data yang ada [Han,2005]. Untuk itulah para ilmuwan selama ini berusaha keras mengadakan penelitian-penelitian data mining agar ditemukan knowledge dari suatu data yang melimpah jumlahnya. Salah satu ilmuwan dari Indonesia yang turut berperan aktif yaitu Dr. Anto Satriyo Nugroho. Beliau telah mengadakan penelitian data mining di Jepang dan melanjutkan penelitiannya di Indonesia dengan bergabung di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Gambar 3 Sosok Bapak Dr Anto Satriyo Nugroho (Sumber)

Saya sangat mendukung upaya-upaya Bapak Dr Anto Satriyo Nugroho yang melakukan penelitian data mining dengan melibatkan sejumlah mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Karena bagi saya, penelitian tersebut akan berguna sekali untuk mendapatkan informasi penting di setiap aspek kehidupan. 

Contohnya saja prediksi jumlah panen beras secara akurat pada Data Hyperspectral dengan metode Support Vector Macchine. Dengan adanya penelitian tersebut, pemerintah tidak lagi menggunakan cara-cara tradisional yang belum tentu akurat dan dipertanggungjawabkan data-datanya melainkan pemerintah beralih melakukan prediksi lewat Support Vector Machine yang hasilnya lebih akurat, lengkap (dibantu remote sensing) dan dipertanggungjawabkan data-datanya. 


Gambar 4. Metode Sensing dengan satelit dan pesawat terbang (Sumber)

Hasil prediksi jumlah panen beras lewat Support Vector Machine turut membantu pemerintah untuk menentukan kebijakan strategis menyangkut ketersediaan kebutuhan pangan pokok dalam negeri yang salah satunya penentuan jumlah ekspor impor beras setiap tahun. Kemudian, masalah kelaparan di Indonesia dapat segera teratasi lewat penelitian Dr. Ario Satriyo Nugroho. Menurut saya sungguh sangat ironi apabila melihat kondisi alam Indonesia yang kaya raya namun penduduknya diberitakan  masih ada yang terkena gizi buruk atau busung lapar.  

Gambar 5. Metode Sensing dengan bantuan pesawat terbang untuk pemetaan lahan sawah di daerah Indramayu dan Subang (Sumber)

Saya yakin kegiatan penelitian yang dilakukan Bapak Dr. Anto Satriyo Nugroho beserta peneliti lainnya dari BPPT sangat membantu menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan masyarakat di Indonesia. Untuk itulah, pemerintah Indonesia perlu memfasilitasi kegiatan penelitian mereka dengan mengucurkan sejumlah dana penelitian, memperoleh data-data dari instansi terkait, menyediakan sarana dan prasarana penelitian yang memadai dan tak kalah pentingnya meningkatkan taraf hidup peneliti yang tergabung di suatu lembaga di Indonesia.

Akhir kata, saya sebagai mahasiswa informatika IT Telkom, setelah mengikuti seminar dari Bapak Dr. Anto Satriyo Nugroho, merasa terpanggil di dalam hati sanubari saya untuk mengemban tugas mulia yakni giat terlibat penelitian dan siap mengabdi kepada masyarakat lewat ilmu dan keahlian saya di bidang informatika. Bagi saya, Bapak Dr. Anto Satriyo Nugroho sebagai inspirator bagi mahasiswa-mahasiswa di Indonesia untuk selalu memberikan karya yang terbaik dan berguna bagi Indonesia.             

0 komentar:

Posting Komentar