Lebih dekat dengan e-Tollpass dan e-Tollcard


Sobat Blogger, akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah e-Toll card dan e-Tollpass di media televisi atau aoran.
Apaan ya  arti e-Toll card dan e-Toll pass?
Gimana sih cara kerja dari kedua makhluk itu? heheehe.
Daripada kita bingung-bingung, kali ini saya men-share tulisan tentang e-Toll card dan e-Toll pass. 

Sejak tanggal 29 April 2012, Bank Mandiri bekerja sama dengan Jasa Marga meluncurkan layanan e-Tollpass. Harapan dari layanan ini, pengguna dapat bertransaksi di gardu tol tanpa menghentikan dan membuka kaca jendela kendaraan. 

Selama ini penggunaan e-Toll Card,,pengemudi harus menghentikan mobilnya tepat di pintu tol, pengemudi membuka kaca mobil dan menempelkan e-Toll card ke mesin reader yang dipasang di Gardu Tol Otomatis (GTO). Mesin ini akan mengenali e-Toll card dan menampilkan saldo e-Toll card. Setelah itu, palang pintu tol terangkat dan mobil pun kembali meneruskan perjalanan. Ya itulah sekilas kebiasaan pengguna e-Toll card.

Namun kedepannya, layanan e-Tollpass dibutuhkan perangkat tambahan yang dipasang di dalam mobil (on board unit (OBU)). Perangkat ini memperkuat sinyal yang ditangkap penerima sinyal pada gardu tol. Sedangkan pada gardu tol dilengkapi perangkat transceiver dan control unit. 
                                                      Gambar 1. Konfigurasi e-Tollpass [1]


Transceiver ini berfungsi mengirimkan data dari control unit ke OBU dan juga sebaliknya. Transceiver terhubung dengan control unit menggunakan protocol TCP/IP. Adapun control unit berfungsi melakukan validasi OBU dan proses transaksi kartu e-Toll Card yang telah dipasang di OBU.

OBU biasa terpasang pada kaca mobil bagian depan. OBU memiliki layar tampilan yang berfungsi untuk menampilkan saldo dari e-Toll Card. OBU juga dilengkapi buzzer yang berfungsi memberikan informasi jika transaksi complete, error, saldo e-Toll Card hampir habis dan peringatan battery low.

OBU bisa dipesan di situs tokone.com, bhinneka.com dan blibli.com. Harga satu perangkat OBU adalah RP. 660.000,00.
 
                             Gambar 2. Sistem e-Toll Transaction di Gardu Tol Otomatis [2]                

Untuk mendapatkan akses  e-Tollpass, Jasa Marga telah membuka 38 lokasi antara lain sebagai berikut:
      1.      GTO Cililitan
      2.      GTO Halim
      3.      GTO Kapuk
      4.      GTO Cengkareng
      5.      GTO Senayan
      6.      GTO Pondok Ranji
      7.      GTO Cikunir 2
      8.      GTO Dukuuh 3
      9.      GTO Pasar Rebo
      10.  GTO Bekasi Barat
      11.  GTO Cikarang Barat
      12.  GTO Kamal 1
      13.  GTO Pluit 3
      14.  GTO Veteran Utama
      15.  GTO Pondok Gede Timur.

Sampai disini, Sobat Blogger pasti udah paham seluk beluk e-Toll card dan e-Toll pass, jadi ga perlu bingung lagi.
Oke, sampai jumpa di tulisan saya yang akan datang ya.

sumber [1][2] Buletin IT Bank Mandiri edisi CX Juni 2012

Sharing Tentang Infobase

Sobat Blogger, udah lama kita tak bersua..
Kali ini tema tulisan saya tentang Infobase yang biasa dipakai oleh dunia perbankan. 
Yuk kita baca barengan.. 
Infobase adalah suatu system yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Adapun perangkat keras berupa tiga buah server masing-masing berfungsi sebagai web server, satu buah database server dan satu buah backup server sebagai web server sekaligus database server. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan berupa web aplikasi dan database aplikasi.  

Umumnya dua buah server utama ditempatkan di main site dan satu buah backup berada di DRC site. Seluruh server tersebut setiap hari akan dilakukan sinkronisasi data untuk menjaga sumber data apabila terjadi permasalahan koneksi atau gangguan pada server utama. Selain itu, perangkat lunak yang berupa web aplikasi dan database aplikasi akan dilakukan backup cross antara main site dengan DRC site setiap harinya.

Sesuai ketentuan ISO 9001:2008, bahwa maintenance/housekeeping harus dilakukan juga setiap satu bulan sekali atau pada saat terjadi majeur di system. Ada beberapa cara yang harus dilakukan saat maintenance antara lain shrinking database dan restart server.

Database yang telah berumur lebih dari 1 tahun atau baru beberapa bulan dengan frekuensi alur data yang tinggi, kemungkinan sering timbul gangguan pada database. Gangguan tersebut tidak hanya corrupt atau tidak dapat diakses, tetapi bisa jadi ada data yang kita operasikan SELECT menjadi tidak benar hasilnya dan proses menjadi lamabat serta ukuran file database membesar. Salah satu solusinya yaitu bisa dilakukan shrink database. Setelah shrink database dilakukan, maka query menghasilkan output yang benar, proses tidak lambat dan ukuran file berkurang.

Solusi lainnya yaitu secara berkala perlu dilakukan monitoring harian berdasarkan checklist yang telah disusun untuk pengecekan update anti virus, storage capacity dan sinkronisasi data info.