Pada saat ini, persaingan dunia kerja yang semakin ketat membuat sebagian calon sarjana yang notabene akan memasuki dunia kerja perlu “kerja keras” untuk membekali diri dengan kemampuan dan kompetensi yang memadai. Apabila mahasiswa dari sejak awal kuliahnya tidak mampu mengatur dirinya untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi maka kelak dirinya akan kesusahan untuk terjun ke dunia kerja.
Pada pertemuan SG ke-3, pembicara mengangkat tema “Teknik Kreatif” yang menurut saya tema tersebut sangat menarik karena untuk bertahan dalam dunia persaingan kerja saat ini tidak hanya membutuhkan transkrip nilai tetapi juga membutuhkan kreatifitas yang diolah sedemikian rupa. Bahkan dengan kreatifitas, seseorang dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru di sekitarnya.
Menurut pendapat sebagian orang, kreatifitas diidentikkan dengan bakat alami seseorang. Akan tetapi menurut saya, pendapat tersebut belum tentu benar karena selain bantuan bakat, kreatifitas perlu dilatih dan diwujudkan. Terkadang kreatifitas akan muncul apabila ada ide dan minat dalam diri seseorang terhadap suatu hal. Hal ini tentu termasuk kabar gembira bagi seorang calon sarjana yang masih menempuh kuliah di perguruan tinggi untuk menggali potensi dan bakat dalam dirinya. Seorang mahasiswa yang memahami Tri Dharma Perguruan Tinggi akan menggunakan kreatifitasnya agar berguna bagi dirinya dan masyarakat sekitar. Bisa saja seorang mahasiswa yang tertarik pada riset akan mengembangkan sebuah metode atau produk baru yang unik. Lain halnya seorang mahasiswa yang berminat pada kegiatan wirausaha, dengan kreatifitasnya akan meningkatkan profit dari penjualan produknya. Tidak dipungkiri bagi mahasiswa yang mampu mengekspresikan kreatifitas akan lebih produktif dan akan mendapatkan rasa puas tersendiri karena dirinya mendapatkan hasil dari daya ciptanya.
Dari pengamatan saya dari berbagai info di internet bahwa sebagian pencipta software atau layanan aplikasi di internet berasal dari pemuda yang berusia 19 tahun hingga 30 tahun yang mampu menangkap peluang untuk mengembangkan kreatifitas agar hasil kreatifitasnya dapat digunakan banyak orang di seluruh benua. Berikut ini daftar pemuda-pemuda yang berhasil saya kumpulkan datanya dari internet, diantaranya:
- Larry Page dan Sergey Brin.
Kedua pemuda tersebut membuat search engine terpopuler saat ini yaitu Google. Mereka membuat Google pada tahun 1998 di saat mereka berusia 24 tahun dan menjadikan garasi sebagai “kantor pertama” mereka. Saat ini, keuntungan yang diprediksi dari penciptaan Google ini mencapai milyaran dolar.
- Mark Zuckerberg
Pemuda satu ini adalah mahasiswa Harvard yang menciptakan Facebook sebagai platform jaringan sosial bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Mark menciptakan Facebook pada usia 19 tahun. Saat ini, tak ada satu penduduk dunia pun yang tidak memiliki account di Facebook atau tidak mengetahui keberadaan Facebook. Facebook kini merupakan situs web jaringan sosial terbesar dengan jutaan pengguna baru yang terus mendaftar dan mengakses setiap saat.
- Steve Chen dan Chad Hurley
Bagi kita yang menyukai berbagai layanan video baik video musik, dokumenter atau lainnya pasti akan mengenal situs YouTube yang menjadi situs web berbagi video online. Pencipta situs YouTube adalah Steven Chen saat berusia 27 tahun dan Chad Hurley saat berusia 28 tahun pada 2005. Beberapa tahun kemudian, YouTube kemudian diakuisisi oleh Google senilai $1.65 milyar.
- Matt Mullenweg
Pemuda ini ketika berusia 19 tahun menciptakan platform blogging yang kini dipakai blogger. Ia mendirikan pula platform blogging WordPress tahun 2005. Sejak saat itu terjadi revolusi blog yang banyak orang berpindah dari MovableType dan platform lainnya ke WordPress karena WordPress lebih mudah dipakai dan selalu diperbaharui.
Dari keempat pemuda tersebut, kita bisa mendapat banyak pelajaran bahwa mereka berani mewujudkan ide mereka yang awalnya di lingkungan sekitar mereka dianggap mustahil tetapi mereka tetap konsisten mewujudkan idenya dan hasilnya, produk kreatifitas mereka bisa kita rasakan manfaatnya saat ini. Seperti Google yang pada awal pendiriannya berupa search engine saja tetapi kini Google berevolusi layanannya menyediakan translate, peta, email dll. Ide-ide mereka tidak lepas dari kecerdasan, pengalaman, ilham atau saran dan kritik yang selalu mereka kembangkan.
Ada hal yang perlu digarisbawahi adalah semua ide yang menjadi latar belakang kreatifitas seseorang harus segera diwujudkan dan jangan menjadi khayalan semata karena tidak diwujudkan. Sungguh sangat disayangkan menurut saya apabila ide tersebut tidak ditulis dan diwujudkan tetapi hanya “menguap” begitu saja karena tidak ditulis atau menjadi khayalan. Hal ini akan mematikan daya cipta seseorang yang membuatnya tidak produktif. Untuk itulah ide yang kreatif tersebut perlu diwujudkan agar ada peningkatan yang tadinya berupa kreatif menjadi karyatif. Hasil kreatif seseorang yang menjadi hasil karyatif akan memberikan manfaat tidak hanya si pencipta ide dengan menerima sejumlah nominal uang tetapi memberikan manfaat bagi oranglain karena orang lain merasa terbantu dengan adanya produk yang kreatif tersebut. Tidak hanya itu, apabila usaha pengembangan kreatifitas menjadi lebih besar lagi akan berdampak pada pengurangan angka pengangguran karena usaha tersebut bisa membuka lapangan kerja baru yang kini banyak dicari banyak orang.
Apa jadinya Indonesia, seandainya pemuda Indonesia berani mewujudkan ide kreatifnya menjadi sebuah produk yang memenuhi kebutuhan banyak orang?
Hanya Anda sendiri yang tahu jawabannya.
*penulis buat tulisan ini ketika masih mahasiswa informatika IT Telkom untuk tugas matakuliah Studium Generale.
0 komentar:
Posting Komentar