Gimana udah pada makan malam belum?
Bingung-bingung milih menu makan malam, mending ikuti tulisan saya di bawah ini..
Nih saya kasih menu makan malam saya yaitu: Nasi Goreng (nasgor).
Hehe jadi inget dulu masa-masa Kerja Praktek (KP) di suatu perusahaan telekomunikasi ternama, saya saat itu diamanahi membangun sisfo gudang berbasis web yang situasinya hampir mirip dengan situasi cerita di atas.
Situasinya penuh tekanan dan alhamdulillah jadi happy ending dengan diterimanya aplikasi web yang dibangun dan pihak client pun merasa puas ^_^
Yupp, jadi nambah pengalaman untuk semakin cinta di dunia web dan pemrograman.. Semangat kawan.
Mari memulai dengan menghijaukan lingkungan sekitar rumah. Tanamilah setiap jengkal lahan yang ada dengan tanaman. Jika tak memiliki cukup lahan, kita juga bisa menggunakan pot. Tak hanya baik buat lingkungan, tanaman juga bisa memperindah bangunan.
Untuk membuat taman yang bisa melindungi dari polusi, Anda perlu memilih jenis tanaman yang tepat. Tanaman berdaun hijau berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida (CO2). Beberapa jenis tanaman, seperti akasia dan johar, bisa menyerap kandungan timah hitam di udara. Tanaman yang memiliki bulu daun seperti flamboyan bisa membantu menyerap debu.
Jika lahan rumah Anda terbatas untuk membuat taman, Anda bisa membuat taman mungil untuk menyerap polusi. Simak tips berikut ini:
1. Pagar tanaman
Walaupun lahan taman terbatas, rumah bisa terlihat lebih hijau dan segar dengan pagar tanaman. Selain tanaman yang tumbuh langsung di tanah, Anda juga bisa membuat taman dalam pot. Misalnya dengan menanam sirih-sirihan atau sanseviera.
Sebetulnya leluhur kita sudah mempraktikan membuat pagar tanaman, bukan sekedar dimaknai keindahannya namun lebih sebagai bahan pengobatan alternatif. Orang Jawa tempo lalu, misalnya, suka menanam beluntas sebagai pagar tanaman. Beluntas juga dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan dan obat tradisional. Orang Sunda punya tradisi menanam hanjuang merah sebagai tanaman pagar. Daun hanjuang bisa dipakai sebagai pembungkus makanan. Hasil penelitian menunjukkan, bungkus daun hanjuang memiliki kemampuan antibakterial.
Selain memanfaatkan tanaman perdu, Anda juga bisa membuat pagar lebih alami dengan tanaman rambat. Bisa dipilih tanaman berdaun seperti ivy ataupun yang berbunga cantik misalnya morning glory atau thunbergia. Selain di pagar, Anda bisa merambatkan tanaman di sebagian dinding rumah.
2. Pergola daun
Pada bagian gerbang pagar, buatlah pergola atu kanopi dengan tanaman rambat. Pilih tanaman berdaun lebar dengan bunga cantik misalnya alamanda, madevilla, dan sebagainya.
3. Taman atap
Gerakan membuat taman atap atap mulai marak, baik pada hunian horizontal, hunian vertikal maupun gedung perkantoran. Tak hanya indah dipandang taman atap juga bisa menyerap panas bangunan. Bahkan di Bandung, diberitakan seorang warga berhasil memanen tanaman padi di atas atap dengan menggunakan kantong plastik (polybag) yang ditaruh di atas atap rumah.
Bebas Polusi dengan Tanaman Dalam Ruangan
Selain mempercantik ruangan, sejumlah tanaman ternyata memliki kemampuan mengikat berbagai zat kimia berbahaya yang sering menjadi polutan dalam ruangan. Penelitian NASA Clean Air Study menunjukkan jenis-jenis polutan dalam ruangan tersebut, berikut jenis-jenis tanaman yang dapat menyerapnya.
Polutan Sumber Bisa diserap oleh Formaldehida Triplek, particle board, karpet, furnitur, produk kertas, bahan pembersih, resin, minyak tanah, asap rokok Hanjuang, Ficus, lili paris, palem bambu, Philodendron, paku Nephorolepis, bunga krisan, azalea, sri rejeki, Aglaonema Trikhloroetilena (TCE) Tinta, cat, pernis, lem Hanjuang, palem bambu, bunga krisan Benzena Bensin, tinta, minyak, cat, tinta, plastik, karet, deterjen, asap rokok Hanjuang, sanseviera, palem bambu, bunga krisan, Aglaonema
Semoga bermanfaat..! ^_^
Keuntungan lain memilih produk ramah lingkungan ialah meningkatnya kualitas kesehatan mengingat produk ramah lingkungan umumnya menghinari zat kimia sintetis. Produk yang dibeli sehari-hari, seperti penyegar ruangan, deterjen, sabun, dan shampo terbuat dari bahan kimia yang dalam jangka panjang bisa berpengaruh pada kesehatan tubuh, terutama mereka yang alergi atau rentan terhadap zat tertentu.
Ambil contoh, berbagai produk pembersih di rumah kita yang begitu berlimpah jenisnya mulai dari deterjen, pewangi, pelicin pakaian saart menyetrika, cairan pembersih perabot, kamar mandi, kaca jendela dan banyak lagi. Pewangi ruangan yang disemprotkan umumnya mengandung isobutena, butana, propana. Bahan yang sama menjadi bahan bakar di kompor dan korek gas. Sejumlah pembasmi nyamuk juga mengandung zat kimia sintetik seperti organosfat dan karbamat. Shampo yang kita gunakan sehari-hari, air bilasannya masuk ke saluran air dan bahan di dalamnya sulit terurai. Bahan itu bisa tidak hilang dalam pengolahan air limbah dan dapat membunuh mikroba bermanfaat penghuni air. Pembersih tubuh dan kosmetik pun rawan mengandung zat kimia seperti parfum, pengawet dan pewarna.
Produk-produk tersebut mengandung berbagai zat kimia yang lama-kelamaan berbahaya bagi kesehatan dan juga lingkungan. Guna mengurangi dampak buruk tersebut, pilih produk yang bisa diuraikan kembali senyawa ramah lingkungan, tidak mengandung klorofluorokarbon, pewangi, pewarna, tidak mengandung deterjen, dan bebas racun. Kita dapat berusaha selalu memilih produk mengandung bahan alami dan organik.
Jika mau berkreasi, kita bisa kembali mencoba berbagai resep tradisional jaman dulu untuk menciptakan berbagai alami di rumah. Minyak eukaliptus, misalnya, dapat menjadi desinfektan, cuka putih sebagai pembersih, lerak untuk mencuci pakaian bayi, atau merang untuk berkeramas. Penambahan cuka putih ke dalam cucian juga berguna melembutkan kain, menghilangkan bau dna mengurangi pelekatan statis. Campuran minyak sereh (Cymbopogon sitratus 250 ml, alkohol 50 ml, dan air 250 ml) yang disemprotkan di keset, misalnya dapat menjadi pengusir nyamuk sekaligus pewangi ruangan ketimbang menggunakan pengusir nyamuk kimia.
Jadilah Konsumen Ramah Lingkungan
· Beli produk dengan jumlah/volume/ukuran lebih besar. Produk berukuran lebih besar jelas lebih murah per satuan beratnya dan perlu pembungkus lebih sedikit.
· Hindari menggunakan produk sekali pakai kecuali saat darurat. Sebisanya carilah produk yang bisa dipakai berulangkali.
· Hindari membeli produk dengan bungkus berlapis-lapis.
· Kalau memungkinkan, belilah produk yang multiguna (misalnya pembersih serbaguna, dll). Jika satu produk bisa dipakai untuk beberapa kegunaan, buat apa beli tiga atau lima produk yang berbeda?
· Belilah produk yang tahan lama agar tak perlu sering-sering membeli yang baru.
· Berbelanjalah di sekitar tempat tinggal Anda! Lebih hemat bahan bakar dan hemat waktu tentunya.
· Bila memungkinkan, belilah produk hasil daur ulang atau yang dapat didaur ulang. Periksalah kemasan produk untuk mencari gambar panah saling kejar, lambang daur ulang. Contohnya
· Deterjen bubuk lebih ramah lingkungan daripada deterjen cair. Kandungan airnya yang sedikit membuat deterjen bubuk lebih mudah diangkut ke berbagai tempat. Sebagian kemasan deterjen bubuk menggunakan kardus yang dapat terurai. Jika membeli yang berkemasan plastik, pilih yang kemasannya bertanda daur ulang.
· Gunakan sapu tangan atau lap untuk mengganti tisu. Bahan dasar tisu diambil dari kayu hutan.
· Belilah minuman dalam botol, jangan kaleng. Setidaknya 60 persen kaleng soda terbuat dari aluminium baru (bijih besi bauksit yang ditambang) dan 40 persen dari aluminium yang daur ulang. Energi yang terpakai dalam proses pembuatannya setara dengan jumlah energi untuk menyalakan lampu pijar 50 watt selama 42 jam.
· Hindari produk berkemasan plastik. Plastik polietilena tereftalat (PET) #1 dibuat dari minyak tanah dan gas alam. Energi yang dipakai dalam proses pembuatan setara dengan energi untuk menyalakan lampu pijar 50 watt selama 16 jam. Plastik juga sangat sulit terurai dan hanya bisa didaur ulang beberapa kali saja.
· Kurangi konsumsi produk berbentuk semprotan aerosol (misalnya pembasmi serangga, deodoran, cat semprot, dll). Sebagian masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) yang selain merusak ozon juga termasuk gas rumah kaca.