Apa Kabar Greenpeace Indonesia?



Pada periode ini dunia sudah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan dunia industri dan dunia IT yang semakin cepat. Hal ini berakibat pada perubahan gaya hidup manusia yang semakin dinamis. Tidak hanya dari segi pakaiannya saja yang mempengaruhi gaya hidup manusia, perangkat mobile seperti handphone dan laptop pun menjadi sasaran sebagai bagian gaya hidup manusia. Beberapa perangkat mobile tersebut diproduksi negara-negara industri yang sudah terkenal maju seperti negara Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa Barat. Negara-negara industri tersebut telah memasarkan produk-produknya melalui fasilitas internet yang kini pemasarannya telah melewati batas tertorial di beberapa negara.
Di lain pihak, beberapa pabrik dari negara-negara industri tersebut menghasilkan produk-produk yang berkualitas dengan membuka beberapa perusahaan cabang di beberapa negara namun di sisi lain mereka tidak memperhatikan kondisi lingkungan sekitarnya yang ditandai pembuangan limbah ke sungai, perusakan habitat tanaman dan hewan secara besar-besaran, polusi udara dari pabrik, dan sejenisnya.  Tak dipungkiri lagi, hasil limbah pabrik dan hasil eksploitasi  dari pabrik yang besar-besaran tadi  akan merugikan lingkungan hidup sekitar pada khususnya dan lambat laun apabila tidak ditangani akan berdampak serius terhadap kemampuan bumi untuk mempertahankan kelangsungan hidup bagi semua penghuninya.
Oleh karena itu, banyak organisasi lingkungan hidup yang dibentuk baik dari pemerintah, swadaya dan badan dunia turut menangani kerusakan lingkungan hidup yang semakin hari keadaannya semakin memprihatinkan. Diantara organisasi tersebut salah satunya adalah Greenpeace yang turut melakukan aksi nyata untuk menangani kerusakan hidup. Greenpeace Internasional bermarkas di Amsterdam yang didirikan pada tahun 1971 yang bergerak secara independen. Organisasi ini menerima dana dari berbagai individu dan dari yayasan amal tetapi tidak menerima dana dari pemerintah. Greenpeace dikenal melakukan aksi secara langsung tanpa kekerasan dan konfrontasi melainkan melalui pesan-pesan yang diwujudkan secara kreatif.
Greenpeace sudah membuka banyak cabang di wilayah Asia salah satunya di Indonesia untuk turut melakukan beberapa kampanye lingkungan hidup. Salah satu fokus kampanye Greenpeace Indonesia adalah tentang masalah kerusakan pada hutan. Greenpeace Indonesia memiliki data bahwa Indonesia termasuk negara dengan laju deforestasi tercepat di seluruh dunia. Deforestasi yang dilakukan setiap menit di area hutan seluas lima kali lapangan bola dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit dan pulp. Perkebunan kelapa sawit dan pulp membantu kondisi perekonomian di Indonesia akan tetapi apabila perusakan hutan sebagai korbannya maka hal ini berdampak pada peningkatan emisi gas di Indonesia yang kemudian turut membantu peningkatan pemanasan global.
Oleh karena itu, dibutuhkan peran kerjasama antara pemerintah dengan rakyatnya untuk turut menangani kerusakan hutan di bumi nusantara. Dari pemerintah diperlukan aksi nyata yang salah satunya aksi penegakan hukum yang nyata untuk para oknum yang terbukti melakukan aksi deforestasi atau penebangan hutan secara liar. Departemen Kehutanan yang melayani program pemerintah perlu melakukan pengawasan terhadap program reboisasi selama ini. Reboisasi ini berfungsi untuk pemulihan ekosistem. Kemudian dari rakyat perlu melakukan pengawasan pula apabila melihat oknum melakukan kerusakan hutan agar segera dilaporkan ke aparat hukum dan dibutuhkan juga penyuluhan akan pentingnya kelestarian hutan sehingga tidak  ada lagi yang menjadikan kayu dari hutan sebagai bahan bakar rumah tangga melainkan dari LPG yang kini disubsidi pemerintah bagi ‘wong cilik’ atau aksi penebangan liar dari sejumlah orang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
            Akhir kata, kondisi Indonesia yang sering didengung-dengungkan sebagai zamrud khatulistiwa akan terwujud apabila pemerintah dan rakyatnya konsisten untuk mewujudkan kelestarian hutan di Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar